Kamis, 04 Maret 2010

Kita Perlu Belajar Untuk Tidak Munafik dan Lebih Jujur Kepada Diri Sendiri




Beberapa hari yang lalu saya membaca satu reading passagemenarik yang mengatakan perbedaan customs (adat) antara orang UK (United Kingdom – Inggris) dan US (United States – Amerika). Penduduk US cenderung lebih blak-blakan, menyampaikan sesuatu secara terbuka dan apa adanya: jelek ya dibilang jelek, sedangkan sesuatu yang bagus ya dibilang bagus dan diapresiasi. Sedangkan penduduk UK cenderung lebih berusaha untuk polite: Cenderung berusaha tidak menyakiti persaaan lawan bicara dengan mengungkapkan ketidak sukaannya dalam isyarat atau kiasan dari pada pernyataan secara langsung.
Ini topik pembicaraan saya dengan beberapa rekan saya selama beberapa hari belakangan:
Kita perlu belajar untuk tidak munafik.
Dalam pandangan pribadi saya, kita warga indonesia pada umumnya lebih cenderung mirip orang UK: mengutamakan kesantunan, tapi sedikit mengesampingkan kejelasan dan tujuan. Saat kita mendapati seseorang diatas kita (entah itu atasan, orang tua, dosen, atau apapun) mengatakan sesuatu yang sejatinya bertentangan dengan pendapat kita, kebanyakan masyarakat kita cenderung nrimo saja: mengatakan iya didepan mereka dengan dalih kesopanan dan lalu berkomentar pedas saat mereka tidak ada.
Hei, kesantunan macam apa itu?
Dan hal kecil namun tidak bisa kita anggap sepele ini terus terjadi setiap harinya. Berulang-ulang, dalam berbagai kesempatan dan berbagai bentuk komunikasi dan kepada banyak orang: Rekan, sahabat, pasangan, kolega, pembimbing, orang tua, dsb. Entah telah berapa juta kali kita membahasakan “tidak” dengan kata “iya” dengan dalih “enggak-enak” yang kedepannya berakibat fatal.
Saya yakin, kita semua perlu belajar untuk lebih jujur dan terbuka.
Katakanlah kejujuran meskipun hal tersebut pahit, -ujar petuah bijak yang pernah kita dengar.
Mungkin awalnya orang sekitar akan menganggap anda blak-blakan, ekspresif, egois, dan sebagainya karena anda kini lebih jujur dalam mengutarakan apa yang sebenarnya benar-benar anda inginkan. Tapi hey! Hidup yang lebih jujur membawa anda kepada kehidupan yang lebih penuh kan?
Saya yakin bahwa kejujuran (terutama kepada diri sendiri) adalah kualitas yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain: kualitas yang membedakan anda selangkah lebih baik daipada orang-orang sekitar anda. :)
Utamakan kejujuran, tapi sampaikan dengan sikap yang sopan dan santun.Bagaimana anda akan mencapai keindahan jika cara-cara anda tidak indah?

Selasa, 02 Maret 2010

Renungan Surat Ash-Shaff Bagi Aktivis Dakwah




As-Shaff yang bermakna barisan adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang patut menjadi bahan renungan bagi para da’i. Surat ini merupakan Ma’alim fii at-Thoriiq (petunjuk jalan) bagi aktivis dakwah. Surat ini walaupun pendek tetapi mencakup semua yang dibutuhkan para da’i dari aqidah, akhlak, sejarah, ukhuwah, obyek dakwah, sampai pada puncak ajaran Islam, yaitu Jihad di jalan Allah. Sehingga para kader wajib menghafalnya, mentadaburinya secara berulang-ulang dan mengamalkannya dalam aktivitas dakwah mereka.

Nama surat biasanya menjadi tema sentral dari substansi surat tersebut, demikian juga surat As-Shaff. Shaff adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan dalam dakwah, jihad dan pergerakan Islam. Bahkan kesatuan shaff adalah persyaratan mutlak bagi kemenangan pergerakan dan dakwah Islam. Tanpa adanya kesatuan shaff, maka akan menimbulkan dampak langsung bagi kekalahan dan kegagalan dakwah dan perjuangan. Kisah perang Uhud merupakan salah satu bukti dari kekalahan perang disebabkan shaff yang berantakan, padahal sebelumnya sudah berada diambang kemenangan.

Namun demikian kesatuan shaff merupakan proses panjang dari realisasi aktivis dakwah terhadap nilai-nilai Islam. Kekuatan dan kekokohan shaff apalagi digambarkan Al-Qur’an sebagai kal-bunyaan al-marsuus (seperti bangunan yang kokoh) sangat terkait dengan nilai yang paling fundamental dari aktivis harakoh yaitu aqidah, ukhuwah dan fikrah Islam. Tanpa ada kekuatan aqidah, ukhuwah dan pemahaman yang mendalam terhadap fikrah Islam, maka mustahil kesatuan dan kekokohan shaff yang digambarkan Al-Qur’an dapat tercapai. Maka marilah kita merenungi apakah shaff dakwah kita sudah kokoh ? Apakah shaff Partai kita sudah bersatu dan kuat kal-bunyaan al-marsuus ?

Dan jika kita melihat realitas Partai Dakwah sekarang, maka sesungguhnya kita sangat membutuhkan pemimpin, figur dan tokoh Dakwah yang dapat mengokohkan shaff dan ukhuwah itu. Karena kesatuan shaff dan kekuatan ukhuwah adalah sesuatu yang paling prinsip dan mendasar dalam dakwah ini. Kita sangat membutuhkan pemimpin teladan yang dapat menjadi panutan para aktivis dakwah lainnya. Kita membutuhkan pemimpin yang zuhud yang dapat membebaskan dirinya dari fitnah harta dan jabatan.

Perjalanan dakwah masih panjang dan ujian dakwah sudah menghadang ditengah kita. Terkadang para da’i berhasil menghadapi ujian kesulitan dan penderitaan, tetapi tidak berhasil menghadapi ujian kemudahan dan kelezatan dunia, baik harta, wanita maupun jabatan. Dan demikianlah yang pernah diungkapkan oleh generasi terdahulu kita: Ubtuliina bid-dhorraa fashabarnaa ubtuliinaa bis-sharraa falam nashbir (kami diuji dengan kesulitan, maka kami bersabar, kami diuji dengan kemudahan tetapi kami tidak sabar). Oleh karenanya, hanya aktivis dakwah yang ikhlaslah yang dapat berhasil keluar dari ujian dan fitnah dalam dakwah tersebut

Surat As-Shaff memberikan Ma’alim fii at-Thariiq bagi para da’i agar tidak menyimpang dalam dakwahnya dan agar tetap teguh dalam shaff yang rapi dan kokoh walaupun ujian, fitnah dan cobaan dalam dakwah datang menghadangnya. Dan marilah kita renungi satu-persatu ayat-ayat dalam surat tersebut.

Tasbih kepada Allah (At-Tasbiih Lillah)

   1. Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Seluruh mahluk Allah yang ada di langit dan bumi melantunkan tasbih kepada Allah SWT. Yang Maha Perkasa lagi Bijaksana. Mereka bertasbih dengan bahasanya masing-masing. Maka manusia sebagai mahluk Allah yang paling sempurna lebih layak untuk bertasbih. Dan para da’i yang senantiasa mengajak manusia agar beribadah dan menyembah Allah lebih layak lagi untuk bertasbih, mensucikan dan mengagungkan Allah SWT. Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaha illallahu Allahu Akbar. Kehidupan para da’i adalah kehidupan tasbih, dzikir dan do’a. Kehidupan aktivis dakwah adalah kehidupan shalat, tilawah Al-Qur’an dan menyembah Allah SWT.

Modal utama yang harus dimiliki oleh aktivis harakah adalah quwwatus shilah billah (kekuatan hubungan dengan Allah). Tanpa modal itu, maka percuma menjadi kader dakwah dan tidak akan berhasil menjadi kader dakwah. Karena perjalanan dakwah adalah perjalanan yang sulit, berliku, banyak rintangan dan panjang. Dan itu tidak akan dapat dilampui, kecuali aktivis dakwah yang memiliki quwwatus shilah billah. Pelajaran inilah yang kita dapatkan dari turunnya surat Al-Muzammil yang mengiringi tugas berat Rasul saw. mendakwahi kaumnya. Surat Al-Muzzamil mengajarkan kepada para da’i pentingnya membangun quwwatus shilah billah dengan sholat malam dan tilawatul Qur’an.

Kejujuran dalam Berkata (Shidqul Kalam)

   2. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
   3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.

Allah SWT. menegur keras orang beriman dan aktivis dakwah yang mengatakan apa yang tidak diperbuat, bahkan Allah SWT. sangat membencinya. Karena aktivitas yang dominan dilakukan para da’i adalah dakwah yang banyak menggunakan ucapan. Sehingga ucapan itu harus diselaraskan dengan perbuatan. Karena ucapan yang tidak sesuai dengan perbuatan dan kenyataan adalah dusta yang merupakan sifat munafik. Sehingga kejujuran adalah modal utama berikutnya bagi para da’i.

Dan kejujuran harus dilakukan para da’i dalam dakwahnya. Jujur dalam menyampaikan risalah Islam, jujur dalam bersikap dan jujur dalam berkata-kata. Salah satu ajaran Islam yang terpenting adalah jihad dan berperang melawan musuh Allah. Tetapi kita menyaksikan banyak para penceramah yang sudah dikenal oleh orang banyak dengan sebutan ustadz atau kyai dan sebutan lainnya tidak jujur dalam menyampaikan Islam. Mereka tidak berani menyampaikan jihad, dan kalaupun menyampaikan kata jihad, maka dibatasinya dalam ruang lingkup yang sempit, yaitu jihad melawan hawa nafsu. Atau semua bentuk jihad disebutkan, kecuali jihad dalam memerangi musuh Allah, baik musuh Allah itu Yahudi, Kristen maupun orang kafir lainnya.

Kejujuran dalam berkata dan bersikap merupakan keharusan bagi setiap muslim apalagi para kader dan pemimpin dakwah yang menyampaikan nilai-nilai Islam. Para kader dakwah tidak boleh memiliki standar ganda dalam perkataan dan sikap. Karena standar ganda akan merusak barisan dakwah dan menggagalkan perjuangannya. Syuro’ yang dilakukan Rasulullah saw. sebelum perang Uhud merupakan sikap kejujuran yang paling baik yang terjadi pada diri Rasul dan sahabatnya. Ketika terjadi musyawarah sebagian besar sahabat menghendaki peperangan dilakukan di luar Madinah, sementara Rasulullah saw. cenderung peperangan dilakukan di Madinah. Pendapat Rasul diikuti sahabat lain, tetapi mayoritas sahabat terutama para pemuda yang belum ikut perang Badar menghendaki perang dilakukan diluar Madinah. Akhirnya, Rasulullah saw. mengikuti pendapat mayoritas dan perang dilakukan diluar Madinah. Dan Rasulullah saw. memimpin langsung perang tersebut. Demikianlah, kejujuran adalah bagian dari prinsip bagi kader dan pemimpin dakwah dalam aktivitas dakwahnya.

Perang di Jalan Allah dalam Satu Barisan yang Kuat (Al-Qitaal fii Sabilillah Shaffan)

   4. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Kehidupan di dunia sejatinya merupakan peperangan antara kebenaran dan kebatilan. Perang antara para pengikut kebenaran dan pengikut kebatilan semenjak mulai nabi Adam as versus Iblis la’natullah. Inilah logika dan aqidah yang harus melandasi para da’i dalam berdakwah. Dan puncak peperangan adalah perang fisik dan perang peradaban. Peradaban Materialisme dan Peradaban Islam akan terus menerus bersaing dan berperang untuk meraih kemenangan. Peradaban Materialisme di komandani oleh penguasa kafir dan diktator dari dahulu sampai akhir zaman. Mereka adalah Namrud, Firaun, Qorun, Abu Jahal, Abu Lahab, Lenin, Stalin, Hitler, Goerge Bush dan anaknya Goerge Walker Bush, Ariel Saron dll. Sedangkan peradaban Islam dipimpin oleh para nabi as sampai nabi terakhir nabi Muhammad saw. Khulafaur Rasyidin, dan para ulama yang tegak membawa panji kebenaran.

Perang fisik memang jalan terakhir jika orang-orang kafir tidak mempan dengan logika dan fikiran. Karena Islam, sesuai dengan namanya adalah agama cinta damai dan mengutamakan perdamaian. Perang fisik bukanlah tujuan, tetapi sarana agar orang hanya tunduk kepada kebenaran dan agar tidak ada lagi fitnah yang disebarkan musuh-musuh Allah. Islam menghendaki tidak ada kerusakan dan kezhaliman di muka bumi. Dan para da’i bertugas untuk mengajak manusia agar mereka tunduk kepada kebenaran, tidak melakukan kezhaliman dan kerusakan.

Pada saat jalan lain buntu, tujuan perdamaian tidak tercapai dan manusia tidak merasa aman, maka perang fisik adalah sarana yang paling ampuh untuk menegakkan keamanan dan perdamaian tersebut. Allah SWT. berfirman, artinya:” Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mu’min (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan (Nya)” (QS An-Nisaa’ 84).

Mengambil Pelajaran dari Dakwah Para Rasul as. (Akhdzul ibroh min Da’watir Rusul)

   5. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?” Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.
   6. Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.

Para Rasul yang besar adalah Rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi, mereka adalah nabi Nuh as., nabi Ibrahim as., nabi Musa as., nabi Isa as., dan nabi Muhammad saw. Dan dalam surat ini menceritakan dua nabi besar yang pengikutnya paling besar setelah nabi Muhammad saw. Dan peradaban umat manusia terbesar sekarang dari ketiga pengikut nabi tersebut, yaitu nabi Musa as. nabi Isa as. dan nabi Muhammad saw. Nabi Musa as. diklaim oleh bangsa Yahudi, walaupun mereka sendiri mengingkari ajaran nabi Musa as. dan kitab sucinya. Sedangkan nabi Isa as diklaim oleh kaum Nashrani (Kristen), walaupun mereka mengingkari ajaran tauhid nabi Isa dan kitabnya. Dan kedua nabi besar tersebut berasal dari Bani Israil yang sekarang mendominasi masyarakat barat. Sedangkan umat nabi Muhammad saw. adalah umat Islam yang mendiami dunia Islam dan sebagian di wilayah lainnya.

Kedua ayat diatas menceritakan bagaimana keingkaran umat nabi Musa as. dan umat nabi Isa as pada nabinya. Jadi jika nabi dari kaumnya sendiri saja diingkari, apalagi jika datang nabi dari kaum yang lain, yaitu nabi Muhammad dari bangsa Arab. Inilah yang sekarang terjadi, permusuhan dan kebencian Yahudi dan Nashrani kepada Islam dan umat Islam. Dan aqidah inilah yang harus diyakini oleh semua umat Islam. Allah SWT. berfirman, artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka” (QS Al- Baqarah 120).

Dan ayat-ayat berikutnya dari surat As-Shaff akan menceritakan bagaimana kebencian dan upaya orang-orang kafir tersebut memusuhi Islam dan umat Islam. Dan bagaimana mereka berupaya semaksimal mungkin memadamkan cahaya Islam tersebut.

Mengetahui Hakekat Orang Kafir (Ma’rifah Haqiqat al-Kuffar)

   7. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
   8. Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.
   9. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.

John Elpostito menawarkan tesis Dialog Peradaban, dan tentu saja teori itu sejalan dengan ruh Islam yang sangat mencintai perdamaian. Namun, mungkinkah Dialog Peradaban tersebut dapat terealisir? Sedangkan Samuel Hutington memiliki tesis tersendiri, yaitu Konflik Peradaban atau Perang Peradaban. Dan nampaknya, tesis inilah yang dekat dengan sifat-sifat orang kafir yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Orang-orang yang menolak Islam adalah orang yang paling zhalim, karena mereka menolak kebenaran.

Lebih jauh dari itu orang-orang kafir berupaya sekuat kemampuan mereka untuk memadamkan cahaya Islam dengan segala potensi, kekayaan dan jiwa mereka. Media masa adalah sarana yang paling efektif yang mereka gunakan untuk memadamkan cahaya kebenaran itu. Televisi mereka gunakan untuk merusak citra Islam, dan mempropaganda agama mereka. Pada saat yang sama mereka mempublikasikan segala bentuk kemusyrikan dan kemaksiatan lewat televisi yang mereka kuasai. Misionaris datang ke dunia Islam bersama para penjajah, menawarkan ‘cinta kasih’ dengan makanan, kesehatan dan bantuan lainnya. Cinta kasih yang berisi racun itu banyak membuat umat Islam yang miskin terbuai dan mengikuti mereka. Maka bertebaranlah gereja dan yayasan sosial milik misionaris di dunia Islam. Tetapi pengorbanan dan upaya maksimal yang dilakukan orang-orang kafir untuk memadamkan cahaya Islam tidak akan berhasil. Karena agama ini adalah milik Allah dan Allah akan memenangkan agama-Nya walaupun mereka benci.

Pada saat mereka merasa tidak mampu memadamkan cahaya Islam dengan media masa itu, maka mereka menggunakan senjata terakhir, yaitu perang fisik dan pemusnahan umat Islam. Inilah hakekat yang harus diketahui orang-orang beriman dan para da’i. Hakekat ini telah terbukti dengan realitas yang terjadi. Inilah yang terjadi di Palestina, Bosnia, Irak, Afghanistan, Rusia, India, Pilipina, Thailand, Burma, Singapura, Timor Timur, Maluku dll. Di Palestina umat Islam dibantai oleh Yahudi, di Rusia umat Islam dibantai oleh komunis, di Bosnia, Pilipina, Muluku dll umat Islam dibantai Kristen, di India umat Islam dibantai oleh Hindu, di Thailand dan Burma umat Islam dibantai oleh Budha. Demikianlah umat Islam menjadi musuh bersama, hanya karena mereka menyembah Allah. Dan sangat jika Yusuf Al-Qaradhawi mengatakan bahwa kekafiran adalah satu agama.

Berdagang dengan Allah (At-Tijarah Ma’allah Ta’ala)

  10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
  11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,
  12. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga `Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
  13. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.

Setelah para da’i mengetahui tentang hakekat orang-orang kafir, kemudian Allah mengajak mereka pada suatu bisnis yang menguntungkan mereka dunia dan akhirat. Karena musuh-musuh Allah hanya dapat dihadapi dan dikalahkan oleh orang-orang yang siap berbisnis dengan Allah. Namun demikian bisnis ini syaratnya berat, sehingga tidak semua orang beriman mengikutinya. Bisnis ini syaratnya adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Hanya orang yang tahu (berilmu) agama yang mendalamlah yang dapat mengikti bisnis ini. Ilmu yang membuat orang beriman semakin khusu’ dan lebih mengutamakan kehidupan yang mulia dan kehidupan yang kekal di akhirat.

Bisnis ini sangat besar imbalannya, yaitu ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang dilakukan, surga Allah yang penuh dengan kenikmatan berupa air yang mengalir, dan rumah-rumah yang indah. Dan tambahan yang lain berupa pertolongan Allah dalam kehidupan dunia dan kemenangan yang dekat atas musuh-musuhnya. Jihad memang satu-satunya jalan menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Kabar gembira ini diperuntukkan bagi orang-orang beriman, yaitu orang yang tidak tertipu dengan segala fasilitas dunia. Orang beriman tidak mudah tunduk patuh dan loyal kepada orang-orang kafir dan fasik. Orang beriman menjadikan aktivitas politiknya untuk kemenangan Islam dan umatnya, bukan untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya. Orang beriman adalah orang yang yakin akan hari akhirat dan perjumpaan dengan Allah sehingga berupaya zuhud dari kehidupan dunia dan tidak membuat istana di dunia. Allah SWT. berfirman, artinya: “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al-Qashash 83)

Jadilah Penolong Allah (Kunuu Anshrallah)

  14. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

Dan puncak dari tawaran Allah adalah tawaran untuk menjadi penolong Allah (Anshorullah). Maukah kita menjadi tentara Allah ? Maukah kita menjadi penolong Allah ? Padahal sejatinya Allah tidak membutuhkan pertolongan kita. Tetapi inilah bahasa yang sangat indah, bujukan yang sangat halus, ajakan yang tidak ada yang bisa menangkapnya kecuali orang-orang yang beriman dan para da’i yang hatinya hidup serta siap memberikan sesuatu yang terbaik untuk agama Allah. Dan sebagai buahnya adalah dominasi dan kemenangan Islam serta kejayaan umat Islam. Wallahu A’lam Bishawaab.
 Logged

Kata Bijak - Kata Cinta. ( Mahabbah - Rabiatul Adawiyah / Sufi )


Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.
 
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
 
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
 
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
 
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
 
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
 
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
 
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
 
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
 
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
 
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
 
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
 
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
 
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
 
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
 
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
 
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
 
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
 
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
 
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
 
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
 
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
 
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
 
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
 
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
 
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
 
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.

Senin, 01 Maret 2010

keajaiban air ,,,,,subhanallah




Inilah keajaiban air yang sangat luar biasa. Ternyata air dapat mendengar dan molekulnya berubah bentuk (Luar biasa…!!!).
Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.
Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah…..
Berikut adalah gambar keajaiban air tsb :
Ketika dibacakan doa untuk kesembuhan didepan sebotol air maka terekam kristal seperti gambar dibawah:
Ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan.
Ketika diputarkan musik symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga.
Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal akan hancur.
Kristal air ini merekam lagu ‘Imagine’ dari John Lennon. Spt lagunya, kristal ini unik dan indah. Setiap elemen tumbuh dg harmonis.
Saat diungkapkan ‘war’, kpd kristal air (sebelah kiri), maka bentuk kristal ‘peace’ (kanan) tertabrak oleh benda mirip pswt (WTC pd 9 Sept). Gb direkam sblm kejadian.
Selanjutnya ditunjukkan kata ”malaikat” : terbentuk rantai dg kristal hexagonal yg indah (gambar kiri) dan ketika ditunjukan kata “setan”, kristal berbentuk buruk dg bola api ditengah (gambar kanan).
Kristal air yang direkam dari mata air yg masih jernih di Jepang.
Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu. Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan.
Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit. Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air.
Air putih galon di rumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari.
Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas. Rasulullah saw. bersabda, “Zamzam lima syuriba lahu”, “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya”. Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah . Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.
Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air.Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.
Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadits.
“Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup.” (QS. Al Anbiya : 30).

Mengukur Rasa Cinta Kepada Allah SWT


Cinta ditilik dari sudut mana pun selalu menarik untuk dibahas. Sejarah mencatat bahwa sejumlah seniman, teolog, sampai filosof membicarakan cintadari berbagai perspektifnya, baik dalam bentuk roman, puisi, syair, bahkan sampai dalam bentuk tulisan ilmiah yang bernuansa teologis, fenomenologis, psikologis, ataupun sosiologis.
Filsuf sekaliber Plato bahkan pernah mengatakan siapa yang tidak terharu oleh cinta, berarti berjalan dalam gelap gulita.” Pernyataan ini menggambarkan betapa besar perhatian Plato pada masalah cinta, sampai-sampai dia menyebut orang yang tidak tertarik untuk membicarakannya sebagai orang yang berjalan dalam kegelapan.
Ericf Fromm, murid kesayangannya Sigmund Freud, menyebutkan empat unsur yang harus ada dalam cinta, yaitu: care (perhatian), responsibility (tanggung jawab), respect (rasa hormat), dan knowledge (pengetahuan).
Nah, sekarang bagaimana cara mengukur rasa cinta seorang hamba kepada Khalik-Nya. Ada beberapa indikator yang bisa dijadikan pegangan, yaitu:
1. Rindu bertemu dengan Allah
“Barangsiapa yang merindukan bertemu dengan Allah, maka Allah pun merindukan bertemu dengannya.” (H.R. Ahmad, Tirmudzi, Nasa’i)
2. Merasa nikmat berkhalwat (munajat/komunikasi dengan Allah)
Shalat itu menjadi penyejuk hati.” (H.R. Ahmad, Nasa’i, Hakim)
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Q.S. As-Sajdah 16-17
3. Selalu sabar dalam mengarungi kehidupan (tangisan-ujian-kefanaan)
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” Q.S. An-Nahl 16: 96
· Sabar menghadapi nafsu syahwat, seperti Nabi Yusuf a.s.
· Sabar menghadapi istri, seperti Nabi Nuh a.s.
· Sabar menghadapi suami seperti Asyiah istri Fir’aun
· Sabar menghadapi penyakit, seperti Nabi Ayyub a.s.
· Sabar menghadapi penguasa zalim, seperti Nabi Ibrahim a.s. menghadapi Namrudz
· Sabar menghadapi anak-anak yang tidak saleh, seperti Nabi Ya’qub a.s.
· Sabar menghadapi umat yang neko-neko, seperti seperti Nabi Musa a.s.
· Sabar menghadapi fitnah, seperti Maryam
· Sabar menghadapi tantangan dakwah, seperti Nabi Muhammad saw.
Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. An-Nahl 16: 127-128)
4. Mengutamakan apa yang dicintai Allah dari segala sesuatu yang dicintainya
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (Q.S. At-Taubah 9: 24)
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Q.S. Al Baqarah 2: 165)
5. Selalu mengingatnya/selalu hadir dalam setiap aktivitas kita bahwa hanya Allah segala-galanya
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Q.S. Al Anfal 8: 45)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Q.S. Al Anfal 8: 2-3)
6. Mengikuti apa yang dicontohkan nabi/rasul
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Q.S. Ali Imran 3: 31
7. Semangat untuk membaca ayat-ayat-Nya
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal.” Q.S. Al Anfal 8: 2
8. Gemar bertaubat/minta ampun karena takut ditinggalkan
“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.” Q.S. Qaaf 50: 31-35