Rabu, 27 Januari 2010

Syair


Sebuah pendakian

Terlintas getar hati secuil ciut yang tegang
Walaupun bukan serasa pertama
Dan sendiripun tak pernah
Memanglah serasa begitu akrab

Mengenai semua kesediaan terasa siap sudah
Sana dan sini sudah termaksud
Walau kelengkapan tak sempurna

Dan diantara kehijauan lembah
Tinggi menjulang menjangkau mega
Kesan angkuh tampak kentara
Serasa tak tertanding insan semua

Semua peluh tampak cahaya
Hal yang biasa mengingat daya
Jauh dari ramai hiruk suara
Beban yang besar tampak mulai bersuara

Naik semakin tinggi jurang semakin nyata
Padahal tak terpantau pula kaki dibawah
Serasa hangat namun semakin beku
Mengingat semakin dekat pula mega terjangkau

Sombong yang terlihat bukan tak tertanding
Walau kaku pula sendi sekujur
Letih yang berat acuh walau tak rela
Ceria wajah menangkal semua letih

Ternyata angkuh dan mega tak tertanding dapat disentuh
Ria tampak tak dibuat dan disengaja
Mengenang semua pendakian tersebut
Tampak diujung para tenaga

Selesai sudah semua kerja
Turun semakin rendah rasa yang puas
Ringan beban yang terasa
Melangkah tenang sampai kaki dibawah


Seorang lelaki tua

Seorang lelaki tua termenung sunyi membentang lamunan
Ditemani oleh merdunya harmoni suara jangkrik dan kicau sang gagak
Segelas kopi manis yang tak lagi panas membuat terjaga
Dan asap tembakau dengan aroma yang khas
Entah berapa lama sudah sepi di hati
Menyibak kalbu yang rindu akan kehangatan
Menggugah nurani akan belaian saying

Seorang lelaki tua merajut mimpi membingkai takdir
Menegaskan kembali paradigma lama yang tak lekang oleh waktu
Semua asa telah tergenggam tapi perjuangan belum lagi usai

Sang surya pun nampak enggan menampakkan diri
Gema adzan subuh mengingatkan akan kesadaran
Membangkitkan kembali semangat kerja yang tak pernah luntur oleh jaman


1942

Ketika harga diri sudah tercabik cabik
Rela jiwa menjaga pertiwi tetap jaya
Ketika darah dan jiwa sudah tak ternilai
Rela harta agar bangsa tetap merdeka

Ketika tirani membelenggu hasrat yang tak cepat mati
Bersenandung erangan jiwa yang menjerit pilu menikam hati
Bergumam tentang nilai bangkai bangkai yang terbujur kaku
Lambaian tangan maut menikam kehampaan akan goresan arti
Menyingkirkan gundah rasa kecut menuai ciut yang membekas jiwa

Lalang penindas tak gentar serbuan anak negeri menantang luka
Membekas tirani mengikat negeri yang terkoyak seluruh jiwa
Mengabarkan tentang srigala yang memburu sebuah asa
Menaruh harapan menjadi belaian cinta yang mengusung api

Seakan penolakan memanggil kembali ceceran daya memerangi angkara
Membuai pesona akan langkah jingga
Menyunting melati berbau bangkai
Membuang nyawa berarti tumbal yang tak tersanding

Letup senapan prajurit mengusik kedamaian
Dengan derap langkah ringan mengayun semangat
Membentangkan sebuah angan tentang arti kebebasan
Walau berarti mati sama sekali tak berarti


Langkah semu

Mengayun langkah memulai mimpi
Mengabdi pada suatu kehidupan yang suram
Menikmati rasa hidup yang terasa hampa
Menjadi raja bagi suatu kepahitan

Dan waktupun tak lagi bersahabat
Semenjak jiwa ini jauh dari Nya
Ataupun karma telah tiba waktunya

Menjadi sia-sia hal yang telah dilakukan
Tak ada yang tersisa walaupun sekedar ampas
Yang terjadi di kemudian hari
Mungkin hanya keajaiban yang terlambat datang

Semua daya telah dikerahkan
Menjadi pahit rasanaya jika terbuang percuma
Tampak megah suatu hal yang dinantikan
Walau keberhasilan tak kunjung didapat

Yang ada sekarang hanyalah bayangan dari masa lalu
Semua bayangan semu tentang arti kenikmatan
Termenung dan sesal tanpa dapat berbuat apapun
Menanti berakhirnya semua cobaan


Nurani

Saat dunia menggapai uzur terlindas jaman
Melayang fana terhembus bayu merantang nafsu
Iman yang gersang tak tersentuh buaian surga
Rasa yang mati tak tergoyah sentuhan yang suci
Lambaian sang maut terbalas acuh yang tak lagi kecut

Seperti bara api yang terbalut rasa yang sejuk
Harum melati yang tak lagi putih menjadi gumpalan rasa
Kalam illahi tak lagi terikat di hati yang penuh pesona
Hamparan pesan nabi termaktub menghias pelangi yang tak lagi berwarna
Melayang pandang tentang surga yang dibalut kabut kegetiran kalbu yang merana

Semburat fajar jingga samai membawa cahaya cerah
Seakan tertantang nyata dunia yang terbelah
Melawan rasa yang mati dan hati yang tercabik
Terusik kezaliman dan angkara yang seakan tak pernah tidur
Mengingatkan kendali akan jiwa yang sepi menjawab Tanya
Mencari makna hidup yang terasa ramai menggugah naluri yang rindu


Lencana Kehidupan Untuk Razan



Serpihan cinta bunda membuatmu tangguh, akan membuatmu mampu mendekap dunia dengan tanganmu, mengguncangkan isi dunia dengan nadimu,
menaklukkan senyuman fajar dengan matamu.
Reguklah madu kebahagian pada saat kebangkitanmu nanti
Ratapilah kesedihanmu diatas sajadah cinta yang membentang sampai lahatmu
Rajutlah hidupmu dengan sutra emas sampai ketepi renda penantianmu

Bahwa kelak kau akan sanggup menggenggam api…adalah benar karena kelak kau akan menjadi musuh utama sang nafsu.
Bahwa kelak kau akan sanggup memimpin…adalah benar karena kelak kau akan menjadi imam bagi setiap hembusan nafasmu
Bahwa kelak kau akan sanggup menjadi bijakadalah benar karena kelak kau akan menjadi orang yang tidak pernah mendongkel waktu
Bahwa kelak kau akan sanggup menghidupkan kembali…adalah benar karena kelak kau akan selalu menebar wangi diatas pusara aku dan bundamu

Selasa, 26 Januari 2010

SEHINGGA ANDA MENJADI SURI TAULADAN






Agama Islam adalah agama ketauladanan yang agung, dan suri tauladan yang paling agung di dalam Islam, mereka adalah para Nabi 'Alaihimus Salam, dan sementara penutup para Nabi adalah Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Demikian pula dengan para sahabatnya Ridhwanullah 'Alaihim kemudian bagi siapa saja yang mengikuti mereka secara ihsan.
Dan eksplorasi perkara ketauladanan ini sejatinya tampak pada yang berikut ini :
Eksplorasi al-Qur'an al-Karim pada sejumlah kisah nabi-nabi 'Alaihimus Salam dan sirah mereka. Dan demikian pula (pada) sirah yang tercinta Muhammad bin Abdullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dan dari usaha yang dilakukan para ulama dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut beserta penjelasannya.
Berbagai hadits dan kitab yang bertajuk sirah dan karakter kenabian.
Memperhatikan ulasan-ulasan berbagai hadits dan penekanan terhadap aspek rahasia-rahasia ketauladanan yang baik di dalam pesona sirah.
Buku-buku sirah dan biografi para tokoh.



Kenapa harus keteladanan ?
Urgensi eksistensi ketauladanan yang baik ini, tercermin sebagai berikut:
Bersamaan munculnya banyak fenomena ketauladanan yang buruk (al-qudwah al-saiyi'ah), menjadi keharusan bagi kita untuk serius menghadirkan contoh-contoh ketauladanan yang baik (al-qudwah al-hasanah).
Al-qudwah al-hasanah yang terbingkai oleh sifat-sifat keutamaan yang tinggi ini mampu memuaskan pihak lain bahwa untuk mencapai sifat-sifat yang mulia ini merupakan hal yang dimungkinkan (bukan utopia belaka) oleh siapapun, dan bahwa amal (ketauladanan) ini masih dalam kapasitas yang dapat dijangkau manusia umumnya. Dan yang terpenting adalah bukti perilaku jauh lebih menghujam daripada bukti ucapan.
Tingkat daya paham manusia dalam mencerna ucapan berbeda-beda, namun semuanya sama dalam aspek penglihatan kasat mata. Sebagai contoh nyata dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma bertutur, “Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengambil sebuah cincin dari emas, maka orang-orang mengambil (pula) cincin-cincin dari emas. Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : 'Sesungguhnya aku telah mengenakan cincin dari emas -maka beliau menanggalkannya dan beliau bersabda- Sesungguhnya aku tidak akan mengenakannya selama-lamanya.' Maka orang-orang (pun turut) menanggalkan cincin-cincin mereka. HR. Bukhari dan Muslim.”

Penguat-penguat ketauladanan yang baik (al-qudwah al-hasanah) :
Keiklashan, yaitu seorang muslim meniatkan seluruh tutur kata dan tindakannya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dan untuk mengantarkannya kepada surga-Nya. Dan ini merupakan faktor pendorong yang besar dari sekian aspek pendorong lahirnya ketauladanan yang baik. Setidaknya ia merupakan pondasi dan esensi keteladanan. Dengan demikian seluruh faktor pendorong lainnya dibangun di atasnya.
Amal shaleh yang selaras dengan prinsip al-ittiba'. Dan bukanlah al-qudwah al-hasanah namanya bagi orang yang tindakannya menyelisihi Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dan bukanlah al-qudwah al-hasanah namanya bagi orang yang berbuat bid'ah di dalam agama Allah yang sebenarnya bukanlah termasuk yang disyariatkan, dan bukanlah al-qudwah al-hasanah namanya bagi orang yang terang-terangan berbuat kemaksiatan dan amalan buruk lainnya.
Keselarasan sikap atas ucapan. Bahwa keduanya selalu bergandengan. Dan selama-lamanya bukanlah al-qudwah al-hasanah namanya, bagi orang yang sikapnya berlawanan dengan penuturannya, dan tindakannya dengan perkataannya. Allah Ta`ala berfirman yang artinya:
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?” (QS. Ash-Shaff (61) : 2)
Tingginya kemauan, maka tingginya kemauan merupakan instrumen pendorong dalam menguatkan ketauladan yang baik, dan al-qudwah al-hasanah adalah satu bentuk keistimewaan seseorang. Karenanya bagi sang empunya, hendaknya ia memiliki kemauan yang tinggi dan tekad yang kuat.
Menghiasi diri dengan akhlaq-akhlaq terpuji, dan khususnya untuk pokok-pokok akhlaq seperti kesantunan, kesabaran, kejujuran, keberanian, komitmen, kebijaksanaan, keadilan dan lain sebagainya.

BARANG SIAPA YANG SENANG UNTUK BERTEMU DENGAN ALLAH MAKA ALLAH SENANG UNTUK BERTEMU DENGANNYA


bersabda : "Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Apabila hamba-Ku senang bertemu dengan Ku, maka Aku senang untuk bertemu dengan-Nya, apabila ia benci bertemu dengan-Ku, maka Aku benci bertemu dengannya. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Ubaidah bin Ash Shamit ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : "Barang siapa yang senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah senang untuk bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci untuk bertemu dengan-Nya (Allah), maka Allah benci untuk bertemu dengannya". Aisyah atau sebagian isteri beliau berkata : "Sesungguhnya kami tidak senang kematian". Beliau bersabda : "Bukan begitu, tetapi seorang Mu'min apabila kedatangan maut (mati) diberi khabar gembira dengan keridhaan dan kemurahan Allah, sehingga tidak ada sesuatu yang lebih disukai dari pada apa yang dihadapinya, maka ia senang bertemu dengan Allah dan Allah senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang-orang katir, apabila kedatangan maut diberi khabar gembira dengan azab dan siksaan Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih dibenci dari pada apa yang dihadapinya. Ia tidak senang bertemu dengan Allah dan Allah tidak senang bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Nabi saw, beliau bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannva, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya . Sedang mati adalah sebelum bertemu dengan Allah". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya. Saya berkata : "Wahai Nabi Allah, apakah benci mati itu ? "Masing-masing dari kami membenci mati". Beliau bersabda : "Bukanlah demikian, tetapi orang Mu'min apabila diberi khabar gembira dengan rahmat dan keridhaan Allah serta surga-Nya, maka ia senang bertemu dengan Allah, dan A'lah senang bertemu dengannya, dan sesungguhnya orang kafir apabila diberi khabar gembira dengan siksa Allah dan kemurkaan-Nya, maka ia benci bertemu dengan Allah dan Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya". Syuraih berkata : Saya datang kepada Aisyah ra. saya berkata : "Wahai Ummul Mu'minin, saya mendengar Abu Hurairah menyebutkan sebuah hadits dari Rasulullah saw., jika demikian, kami telah binasa". Aisyah berkata : "Sesungguhnya orang yang binasa adalah orang yang binasa dengan sabda Rasulullah saw Apakah itu ?". Ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah benci bertemu dengannya. Tidak seorang pun diantara kami melainkan ia benci kematian". Aisyah bekata : Rasulullah saw telah menyabadakannya ; Bukan seperti pendapatmu tetapi apabila penglihatan telah membalik, dada telah kembang kempis, kulit telah menggigil, dan jari-jari telah menggenggam, ketika itulah .... "Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barang siapa benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : "Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Apabila hamba-Ku senang bertemu dengan Ku, maka Aku senang bertemu dengan-Nya, dan jika ia benci bertemu dengan-Ku, maka Aku benci bertemu dengannya". (Hadits ditakhrij oleh Malik).

Cinta Allah Sangatlah Indah



Manusia tidak akan mampu menjalani hidup tanpa cinta. Tanpa cinta, kehidupan akan gersang, hati menjadi keras. Selayaknya manusia hidup dengan perasaan cinta kasih. Manusia yang kehilangan perasaan cinta, biasanya kehilangan gairah hidup. Semakin besar rasa cinta, semakin kencang pula denyut nadi kehidupan. Cinta akan menambah denyut kehidupan manusia, kehidupannya menjadi lebih baik dan dipenuhi kasih sayang.
Lantas apa yang kita cintai? Apa yang manusia sukai?
Manusia mencintai harta, tetapi harta tersebut akan hancur binasa. Ketika menghadapi ajal, kita akan meninggalkan harta. Manusia mencintai tahta dan kekuasaan, hal itu pun akan hancur atau berganti. Laki-laki yang tergila-gila pada wanita dan wanita tergila-gila pada laki-laki. Itu hanya dorongan syahwat. Ia akan hilang, atau berakhir dengan tragedi. Jika bukan cinta karena Allah, itu hanya rayuan gombal, lenyap tak berbekas, berakhir dengan kematian salah satu pecinta, atau akan hancur karena pengkhianatan. Cinta yang harus kita cari ialah cinta yang kekal dan tak akan binasa. Cinta yang menambah kekuatan kita tidak takut akan berakhir dengan kekerasan, penentangan, pengkhianatan. Ya, cinta yang abadi.
Apakah kita mencintai Allah SWT dengan sesungguhnya? Apakah mencintai AllahSWT itu kewajiban atau karunia? Apakah kita lebih mencintai anak-anak kita atau Allah SWT? Apakah kita lebih mencintai suami atau isteri kita daripada Allah SWT?
Sahabat dan saudaraku, kita coba merenungkan dan memikirkan ayat ini, “Katakanlah : Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saidaraku, isteri-isteri, kaum keluargamu,harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya,dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada RasulNya, dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah : 24).
Dalam ayat ini, Allah SWT telah melukiskan sebuah gambaran seandainya saja ada 8 jenis rasa cinta di satu sisi timbangan, dan di sisi lainnya berisi rasa cinta kepadaNya, kemudian keduanya ditimbang. Jika 8 hal itu lebih berat, walaupun hanya serambut atau seatom saja, maka bersiaplah menunggu apa yang akan kita peroleh. Ayat ini bukan seruan untuk meninggalkannya, tetapi untuk membandingkan. Allah SWT tidak hanya memerintahkan agar kita mampu membedakan kejujuran dari kebohongan yang kita lakukan. Ayat ini sejatinya sangat keras menyindir kita sebagai muslim.
Sahabatku, saudaraku, Allah SWT telah menciptakan manusia agar ia mengenal dan mencintaiNya. Maka, apakah masuk akal kalau kita menjadi sibuk dengan hal cabang dan melupakan hal pokok? Dia-lah yang telah memberikan kita kemampuan untuk mencintai suami, isteri , anak, harta, dan keluarga kita. Dia-lah yang telah menmbuhkan rasa cinta di hati kita, lalu memberitahu bahwa yang utama adalah kita harus mencintaiNya.
Cintailah Allah sebesar nikmat yang Dia berikan pada kita.
Cintailah Allah karena kesempurnaanNya
Cintailah Allah karena karuniaNya pada kita.
Cintailah Allah karena kelembutanNya pada kita.
Cintailah Allah karena hidayahNya pada kita.
Cintailah Allah karena Ia telah mengutus seorang rasul pada kita.
Kita janganlah mengaku mencintai Allah SWT dengan ucapan semata, tetapi buktikanlah melalui perbuatan kita. Kita bisa mengatakan apa saja, baik itu benar atau bohong, namun yang benar adalah perbuatan. Jadi, sebenarnya, sampai manakah derajat cinta kita?

Tipe Cowok Muslim dan Cewek Muslimah


*Jadilah cewek yang mudah didekati

Maksudnya disini adalah jadi cewek jangan sok jual mahal (tapi juga jangan jadi cewek murahan ketika ketemu jodoh). Jikalau anda didekati oleh cowok jangan jutek-jutek. Entar para cowok akan lari semua. Selalu ingat bahwa jumlah cewek lebih banyak daripada cowok jadi kalau anda terlalu sombong bisa-bisa anda kehabisan cowok alias jadi ******* tua.

* Jangan Dandan berlebihan Kalo masalah yang satu ini perlu diperhatikan benar ketika Cari cowok. Soalnya jika tidak bisa fatal. Kenapa ? karena jika anda keluar malam dan anda pake make up berlebihan dan berjalan-jalan di jalanan pastinya anda akan disebut cewek bispak:-SS:-SS. Niatnya cari cowok dan gebetan tapi malah ketangkep satpol PP, kan lucu juga namanya.

* Jadilah Cewek yang Berselera Humor

Ini dari pengalaman saya di sekolah saja. Ada salah satu teman saya cewek yang galak dan juga mukanya tidak pernah dihiasi senyuman alias cemberut terus. Bukan hanya cowok ga jatuh cinta sama dia. Tapi cowok-cowok temenan sama dia aja mikir lebiha baik banyakin kegiatan agama seperti di info kegiatan. Karena udah muka cemberut terus, ga ada selera humornya sama sekali trus abis ***u galak lagi waduh gawat bener tuh.

* Tampilkanlah Kecantikan Anda dari Dalam Hati dan perilaku anda.

Nah ini juga salah satu unsur terpenting bagi wanita atau cewek di seluruh nusantara. Cewek cantik, cewek manis, bahkan cewek hot mudah banget dicari. Tapi cewek yang baik hati dan juga cantik mukanya dicari sulit sekali. Seperti cari jarum dalam jerami.

Menilai Cowok dari Pandangan Matanya


Manusia berkomunikasi nggak hanya dengan kata-kata. Tapi juga dengan bahasa tubuh. Salah satunya dengan pandangan mata. Kalo kamu ditatap dengan pandangan mata menyipit, menyala-nyala dan raut muka keruh, bisa jadi si empunya wajah sedang menunjukkan kebenciannya sama kamu. Mata adalah organ tubuh yang bisa bicara banyak tanpa kata-kata.
Dalam beberapa polling, banyak cewek yang bilang kalo bagian tubuh cowok yang paling seksi itu adalah matanya. Meski begitu kudu hati-hati lho! Coz mata cowok itu berpotensi untuk menyihir, meluluhkan, bahkan melumpuhkan. Bikin cewek ilfil dan kelepek-klepek dalam hitungan detik.
Maka dari itulah cowok bisa banget dinilai dari pandangan matanya. Cowok yang sulit menatap mata cewek, bisa jadi dia kurang PD dan rendah diri. Ngerasa kecil dibandingin si cewek. Jika sudah begini dia bakal nggak betah lama-lama berada di dekat cewek. Pengennya ngacir aja. Banyak hal yang bisa menyebabkan cowok bertingkah laku seperti ini. Bisa jadi karena dari segi ekonomi si cowok ngerasa jauh berada di bawah si cewek. Kesenjangan prestasi akademik maupun kemampuan lainnya bisa juga bikin si cowok pesimis. Intinya ada perbedaan yang jauh banget antara si cewek dan cowok, sehingga si cowok jadi super duper minder.
Namun ada juga cowok yang nggak mau menatap lama-lama demi menjaga hatinya. Kamu tahu sendiri kan, dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati, bo! Oleh karena itu ada beberapa cowok yang nggak suka lama-lama bertatapan dengan cewek, karena kalo diterusan bisa bikin dia naksir. Padahal si cewek sudah ada yang punya. Bisa berabe kan kalo si cowok falling in love.
Bagaimana cara membedakan cowok yang ogah bertatapan lantaran minder dan jaga pandangan. Gampang! Cowok minder selain nggak mau mandang cewek dia juga terlihat serba salah dan salah tingkah. Suaranya nggak jelas, ngomong atau kumur-kumur, sih? Kalo cowok yang jaga pandangan, gesture tubuhnya lebih tenang dan penuh percaya diri. Suaranya dan sikapnya tenang, nggak gelagapan. Pokoknya cool banget, deh! Sesekali dia tetap mandang cewek lawan bicaranya. Tapi ya cuma sesekali dan nggak jelalatan.
Sayangnya ada cowok yang sok jaga pandangan di depan cewek, tapi ketika si cewek pergi malah jelalatan sambil ngiler kayak serigala kelaparan. Idih! Dia memandang buas bagian belakang tubuh si cewek. Apalagi kalo si cewek dandanannya so sexy! Bakal jadi santapan lezat tuh. cara ngebedain dengan cowok yang murni jaga pandangan bakal kelihatan di hari berikutnya. Apa dia tetap teguh menjaga pandangannya atau berubah jadi jelalatan.
Di lain kesempatan mungkin kamu juga pernah bertemu dengan cowok yang menatap dengan bosan saat kita ngobrol dengan dia. Jadi, dia dengerin omongan kamu, tapi tatapan matanya itu sayu, dingin dan kelihatan bad mood banget. Jika kamu berada dalam posisi ini, pasti kamu jadi merasa serba salah dan pengen bikin si cowok mengubah sikapnya jadi lebih bersahabat. Tanpa sadar, kamu bohong atau bahkan membual panjang lebar demi menyenangkan hati si cowok.
Wah kok bisa jadi begitu, ya? Sebab secara nggak sadar si cowok sedang melakukan tekanan terhadap kamu. Kalo kamu nemuin situasi kayak gini, mending nggak usah lama-lama dipertahankan suasana ini. Akhiri saja obrolan dan bye-bye. Mending curhat ke temen ke sesama cewek aja. Tapi pilih temen cewek yang nggak ember donk! Biar nggak jadi gosip nantinya.
Sedang kalo kamu mergokin cowok yang suka lirik-lirik tajam, malu-malu, pura-pura acuh tapi butuh, bisa jadi dia naksir kamu tuh. Wuah, bener nggak sih! Cara ngetesnya gampang. Samperin aja. Kalo dia gelagapan dan salah tingkah gitu, kemungkinannya akan tambah besar. Tapi jangan sekali-kali kamu membentak si cowok dengan garangnya. Cuma bikin image kamu jatuh. Keep cool and smile aja deh. Terlebih kalo kamu belum kenal dengan dia.
Untuk cowok yang dari awal ketemu sudah pasang tampang mupeng dan jelalatan seolah pengen nelen kamu bulat-bulat, mending segera menjauhinya. Cowok kayak gini cenderung possesive dan tipe yang bisa menghalalkan segala cara untuk memperoleh keinginannya. makanya penting banget pake pakaian yang tertutup dan nggak over sale your body! Kalo kamu sudah berpakaian sopan tapi masih ada yang jelalatan mungkin ada yang salah dengan sikap dan tingkah laku kamu. Terlalu genit dan kecentilan misalnya. Tapi kalo kamu sudah super jaim tapi masih ada cowok yang pengen nelen hidup-hidup, dasar cowoknya yang kudu dibrantas


Ibu

SEMASA KECIL

Bila dahaga , yang susukan aku.....ibu
Bila lapar , yang menyuapi aku....ibu
Bila sendirian , yang selalu di sampingku...ibu
Kata ibu , perkataan pertama yang aku sebut....Ibu
Bila bangun tidur , aku cari....ibu
Bila nangis , orang pertama yang datang....ibu
Bila ingin bermanja , aku dekati....ibu
Bila ingin bersandar , aku duduk sebelah....ibu
Bila sedih , yang dapat menghiburku hanya....ibu
Bila nakal , yang memarahi aku....ibu
Bila merajuk , yang membujukku cuma....ibu
Bila melakukan kesalahan , yang paling cepat marah....ibu
Bila takut , yang menenangkan aku....ibu
Bila ingin peluk , yang aku suka peluk....ibu

Orang-orang yang Dijamin Masuk Surga

Keinginan menjadi penghuni surga tidak cukup hanya berdo’a, tapi kita harus berusaha memiliki sifat dan amal calon penghuninya dan usaha itu sekarang dalam kehidupan kita di dunia ini.
1. Memberi Makan.

Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh masing-masing orang, namun karena berbagai persoalan dalam kehidupan manusia, maka banyak orang yang tidak bisa memenuhinya atau bisa memenuhi tapi tidak sesuai dengan standar kesehatan, karena itu, bila kita ingin mendapat jaminan masuk surga, salah satu yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah memberi makan kepada orang yang membutuhkannya.

Rasulullah saw bersabda: “Sembahlah Allah Yang Maha Rahman, berikanlah makan, tebarkanlah salam, niscaya kamu masuk surga dengan selamat ” (HR. Tirmidzi)

Di dalam hadits lain, Rasulullah saw juga bersabda: “Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang luamya dapat dilihat dari dalamnya dan dalamnya dapat dilihat dari luarnya, Allah menyediakannya bagi orang yang memberi makan, menebarkan salam dan shalat malam sementara orang-orang tidur ” (HR. Ibnu Hibban).

Terdapat pula hadits senada soal ini yang perlu kita perhatikan: “Di surga terdapat kamar-kamar yang luarnya dapat dilihat dari dalamnya dan dalamnya dapat dilihat dari luarnya”. Abu Malik Al Asy’ari berkata: “buat siapa wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Bagi orang yang berucap baik, memberi makan, dan di melalui malam dengan shalat sementara orang-orang tidur” (HR. Thabrani, Hakim, Bukhari dan Muslim).

Bahkan sahabat Abdullah bin Salam mendengar pesan Nabi kepada para sahabat yang berbunyi: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah hubungan silaturrahim, shalatlah diwaktu malam sementara orang-orang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat ” (HR. Tirmidzi, ibnu Majah dan Hakim).

Minggu, 24 Januari 2010

Ketika Dua Negeri Berseteru



Sedih rasanya melihat dua bangsa berseteru, saling membanggakan diri dan mencaci yang lain, bahkan ada yang menyuarakan peperangan, padahal keduanya adalah negeri kaum muslimin. Lebih miris lagi, perseteruan ini didasari oleh hal-hal yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya. Bukannya saling berlomba dalam kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala, bahkan sebaliknya, mereka malah saling bersaing sampai berseteru dalam hal yang tidak diridhai Allah Ta’ala. Jika demikian adanya, bagaimana mungkin umat Islam menjadi kuat dan kokoh?

Konsep Cinta dan Benci Dalam Islam
Dalam Islam dikenal konsep Al-Wala’ wal Bara’ (cinta dan benci) yang merupakan konsekuensi dari iman yang benar karena inti ajaran Islam adalah mengajak umat manusia untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata. Konsekuensinya, seorang mukmin akan mencintai segala bentuk peribadatan dan ketaatan kepada Allah semata dan mencintai orang-orang yang melakukan demikian. Allah Ta’ala berfirman:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar.” (Qs. At Taubah: 71)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
من أحب لله ، وأبغض لله ، وأعطى لله ، ومنع لله ، فقد استكمل الإيمان
“Orang yang yang mencintai sesuatu karena Allah, membenci sesuatu karena Allah, memberi karena Allah, melarang sesuatu karena Allah, imannya telah sempurna.” (HR. Abu Daud no. 4681, di-shahih-kan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)
Konsekuensi lain adalah kebalikan dari itu. Seorang mukmin akan membenci segala bentuk penyembahan kepada selain Allah dan maksiat, serta membenci orang-orang yang melakukan demikian. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (Qs. Al-Mujadalah: 22)
Ringkasnya, seorang mukmin sejati mencintai orang-orang yang menyembah Allah Ta’ala semata dan melakukan ketaatan kepada-Nya, baik ia berbeda suku, berbeda negara, berbeda warna kulit, berbeda bahasa, berbeda martabat. Dan seorang mukmin dalam hatinya memiliki rasa benci kepada orang yang menyembah kepada selain Allah dan banyak melakukan maksiat, meskipun ia satu negara, meskipun ia satu bahasa, sama warna kulitnya, meskipun ia teman sepermainan, meskipun ia orang tuanya, anaknya, saudara atau pun keluarganya. Inilah konsep cinta dan benci dalam Islam.
Cinta dan Benci Orang Jahiliyah
Masa Jahiliyyah adalah masa sebelum di utusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan pada saat itu dunia diliputi kebodohan terhadap agama, kesesatan, penyimpangan dan kemusyrikan (Lihat Syarh Masa’il Jahiliyyah (8), Syaikh Shalih Fauzan Al Fauzan). Oleh karena itu, Allah Ta’ala banyak mencap buruk orang-orang pada masa Jahiliyyah dalam Al Qur’an Al Karim. Misalnya firman Allah Ta’ala:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ
“(Wahai kaum wanita), hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (bersolek) sebagaimana tabarujnya orang-orang Jahiliyah yang terdahulu.” (Qs. Al Ahdzab: 33)
Oleh karena itu Islam melarang umatnya berperilaku sebagaimana perilaku orang-orang Jahiliyyah.
Lalu bagaimanakah konsep cinta dan benci yang diterapkan orang-orang Jahiliyyah? Cinta dan benci mereka dibangun atas dasar kesamaan suku dan bangsa. Ketika dua suku berseteru, mereka membenci orang-orang yang masih satu suku bangsa dan membenci orang-orang yang berbeda suku bangsa. Sebagaimana diceritakan hadits:
- كنا في غزاة – قال سفيان مرة : في جيش – فكسع رجل من المهاجرين رجلا من الأنصار ، فقال الأنصاري : يا للأنصار ، وقال المهاجري : يا للمهاجرين ، فسمع ذاك رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : (ما بال دعوى جاهلية ) . قالوا : يا رسول الله ، كسع رجل من المهاجرين رجلا من الأنصار ، فقال : (دعوها فإنها منتنة)
“Suatu ketika di Gaza, (sebuah pasukan) ada seorang dari suku Muhajirin mendorong seorang lelaki dari suku Anshar. Orang Anshar tadi pun berteriak: ‘Wahai orang Anshar (ayo berpihak padaku).’ Orang muhajirin tersebut pun berteriak: ‘Wahai orang muhajirin (ayo berpihak padaku)’. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendengar kejadian tersebut, beliau bersabda: ‘Pada diri kalian masih terdapat seruan-seruan Jahiliyyah.’ Mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah, seorang muhajirin telah mendorong seorang dari suku Anshar.’ Beliau bersabda: ‘Tinggalkan sikap yang demikian karena yang demikian adalah perbuatan busuk.’” (HR. Al Bukhari no.4905)
Perhatikan dengan baik hadits yang mulia ini. Muhajirin dan Anshar adalah dua kaum yang mulia yang dipuji oleh Allah Ta’ala. Namun tatkala mereka menyerukan fanatisme kesukuan, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa sikap tersebut adalah perangai Jahiliyah. Bagaimana lagi dengan kita?
Jangan Berpecah Belah
Perpecahan umat Islam adalah sesuatu yang tercela dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (Qs. Al Imran: 104)
Dan sebaliknya, Islam memerintahkan ummat-Nya untuk bersatu padu. Perintah untuk bersatu ini ditujukan kepada setiap Muslim di seluruh dunia, tidak hanya antar ummat Muslim di satu negara saja. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (Qs. Al Imran: 102-103)
Dalam ayat di atas, jelas sekali bahwa perintah untuk bersatu ditujukan untuk setiap Muslim.
Bahkan, perpecahan diantara umat Islam adalah sumber malapetaka dan bencana. Sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لا تختلفوا ، فإن من كان قبلكم اختلفوا فهلكوا
“Janganlah kalian berselisih! Sesungguhnya kaum sebelum kalian telah berselisih lalu mereka binasa.” (HR. Bukhari no. 2410)
Oleh karena itu, perselisihan antar umat Islam baik yang satu negara ataupun berbeda negara adalah sumber kebinasaan. Maka, bersatulah wahai kaum muslimin di negara manapun engkau berada!
Muslim Itu Bersaudara
Seorang muslim mempersembahkan cintanya yang paling besar dan yang paling tulus kepada Allah Ta’ala. Cinta ini tidak boleh pupus oleh cinta lain. Cinta kepada Allah tidak boleh ditenggelamkan oleh cinta seseorang kepada keluarganya, bahkan kepada kedua orang tuanya. Konsekuensinya, siapapun yang mencintai Allah Ta’ala, berhak untuk kita cintai. Sebaliknya, siapapun yang mendurhakai Allah Ta’ala, layak untuk kita benci. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من أحب لله ، وأبغض لله ، وأعطى لله ، ومنع لله ، فقد استكمل الإيمان
“Orang yang mencintai sesuatu karena Allah, membenci sesuatu karena Allah, memberi sesuatu karena Allah, melarang sesuatu karena Allah, telah sempurna imannya.” (HR. Abu Daud no. 4681, di-shahih-kan Al Albani di Shahih Sunan Abi Daud)
Rasa cinta kepada Allah inilah yang mengikat setiap muslim dalam lingkar persaudaraan yang mulia. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Maka, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu!” (Qs. Al Hujurat: 10)
Oleh karena itu, wahai kaum muslimin, berbuat baiklah kepada sesama muslim layaknya saudara!
Apakah seseorang akan membenci saudaranya? Apakah ia akan menjauhi saudaranya? Apakah ia akan menghina saudaranya? Apakah ia akan menzhalimi saudaranya? Sama sekali tidak. Maka demikianlah sepatutnya seorang muslim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا تحاسدوا . ولا تناجشوا ، ولا تباغضوا ، ولا تدابروا ، ولا يبع بعضكم على بيع بعض . وكونوا ، عباد الله ! إخوانا . المسلم أخو المسلم . لا يظلمه ، ولا يخذله ، ولا يحقره
“Jangan kalian saling hasad! Jangan saling mencurangi! Jangan saling membenci! Jangan saling menjauhi! jangan kalian menawar barang yang sedang ditawar orang lain! Jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara! Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak boleh menzhaliminya, tidak boleh membohonginya dan tidak boleh menghinanya.” (HR. Muslim no.2564)
Berlombalah Dalam Kebaikan, Bukan Dalam Maksiat
Miris rasanya melihat umat muslim berselisih, bertengkar dan berseteru disebabkan rasa iri dan dengki dalam kemaksiatan. Mereka membangga-banggakan diri atas perkara maksiat dan saling dengki satu sama lain.
Contohnya, mereka berseteru karena musik. Padahal Allah Ta’ala tidak ridha terhadap hal tersebut. Allah berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan lahwal hadits untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah.” (Qs. Luqman: 6)
Sebagian ahli tafsir, juga sahabat yang mulia, Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu menjelaskan bahwa yang dimaksud lahwal hadits di dalam ayat ini adalah nyanyian.
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
ليكونن من أمتي أقوام ، يستحلون الحر والحرير ، والخمر والمعازف
“Akan ada beberapa kaum dari ummatku yang menghalalkan zina dan sutra, serta khamr dan alat musik.” (HR. Bukhari no.5590)
Hadits ini jelas menunjukkan keharaman musik. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ridha terhadapnya. Jika Allah Ta’ala dan Rasul-Nya tidak ridha, mengapa kita malah mencintainya? Dan malah berbangga-bangga dengannya?
Wanita yang memamerkan aurat mereka, kemudian berlenggak-lenggok gemulai di depan orang banyak, sungguh mereka telah bermaksiat kepada Allah Ta’ala. Namun hal ini malah dijadikan kebanggaan dan menjadi sebab pertikaian?
Relakah anda jika wanita-wanita tersebut adalah saudara anda, istri anda, atau anak anda? Relakah anda jika mereka kelak akan menjadi wanita-wanita yang mendapat siksaan yang sangat pedih di neraka? Sebagaimana sabda Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam:
صنفان من أهل النار لم أرهما . قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس . ونساء كاسيات عاريات مميلات مائلات . رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة . لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها . وإن ريحها لتوجد من مسيرة كذا وكذا
“Ada dua jenis manusia penghuni neraka yang aku belum pernah melihat sebelumnya. Yang pertama yaitu orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka mencambuki orang lain. Yang kedua yaitu wanita yang berpakaian namun sebenarnya telanjang, mereka berjalan berlenggak-lenggok. Kepala mereka seperti punuk unta yang bergoyang. Mereka tidak masuk surga, bahkan tidak mencium wanginya surga. Padahal wanginya surga dapat tercium dari jarah yang sangat jauh.” (HR. Muslim no. 2128)
Wahai kaum muslimin, buktikan cintamu kepada Allah! Berhentilah berbangga dan berlomba dalam hal yang tidak diridhai Allah Ta’ala! Berlombalah dalam kebaikan dan ketaqwaan! Bukankah anda pernah mendengar firman Allah Ta’ala:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sungguh, yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.” (Qs. Al Hujurat: 13)
Maka irilah kepada saudaramu yang hafal Al Qur’an, irilah kepada saudaramu yang paham ilmu agama, irilah pada saudaramu yang giat beribadah, irilah pada saudaramu yang zuhud dan qanaah. Berusahalah menandingi mereka dalam hal tersebut. Irilah jika ada negeri lain yang masyarakatnya lebih shalih, dan berusahalah menjadikan negeri kita ini lebih shalih dari negeri tersebut.
Benarkah Nasionalisme Bagian Dari Iman?
Pada sebuah kesempatan, Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz Al ‘Uqail rahimahullah, seorang ulama besar dari Unaizah (salah satu daerah di negeri Saudi Arabia-ed), ditanya:
Bagaimana dengan ungkapan yang banyak tersebar di masyarakat, yaitu: حب الوطن من الإيمان “Cinta tanah air adalah bagian dari iman.” Apakah ungkapan ini adalah sebuah hadits yang shahih?
Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz Al ‘Uqail rahimahullah, menjawab:
Al Ajluni dalam kitab Kasyful Khafa berkata: “Hadits ini dikatakan oleh As Shaghani sebagai hadits maudhu (palsu).” Al Ajluni juga berkata dalam kitab Al Maqashid“Aku tidak ragu bahwa hadits ini palsu, namun maknanya benar.” Pernyataan Al Ajluni yang menyatakan bahwa makna hadits ini benar disanggah oleh Al Qaari, ia berkata: “Pernyataan ini sungguh aneh. Karena antara cinta tanah air dengan keimanan sama sekali tidak ada kaitannya.” Kemudian Al Qaari berdalil dengan ayat:
وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيَارِكُمْ مَا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِنْهُمْ ۖ
“Seandainya Allah memerintahkan mereka untuk membunuh diri mereka atau memerintahkan mereka untuk keluar dari negerinya, maka mereka tidak akan patuh, kecuali sedikit orang saja.”(Qs. An Nisa: 66)
Ayat ini dalil bahwa mereka mencintai negeri mereka padahal mereka tidak memiliki iman karena yang dimaksud ‘mereka’ dalam ayat ini adalah orang-orang munafik (orang yang mengaku iman di lisan namun tidak dihatinya, pent).
Akan tetapi, sebagian ulama menyanggah Al Qaari dengan menyatakan bahwa yang dimaksud hadits ini bukanlah orang yang cinta tanah air itu pasti beriman. Melainkan maksudnya adalah bahwa ‘cinta kepada tanah air tidak menafikan iman’.
Menurutku, andaikan hadits ini shahih, bisa dibenarkan jika wathon kita artikan sebagai:
  1. Surga, karena surga adalah negeri pertama bagi keturunan Adam ‘ alaihissalam.
  2. Mekkah, karena Mekkah adalah Ummul Quraa (Ibu kota dari semua kota) dan kiblatnya orang alim.
  3. Negeri yang baik, namun dengan syarat cinta kepada negeri dikarenakan adanya itikad untuk menyambung silaturahim, atau berbuat baik kepada penduduk negeri tersebut, misalnya kepada orang fakir dan anak yatim (bukan karena semangat nasionalisme, pent).
Sehingga pemaknaan yang benar adalah tidak menghubungkan adanya cinta tanah air dengan keimanan, juga tidak memutlakkan, namun dimaknai secara umum saja. Perhatikanlah hadits:
حسن العهد من الإيمان، وحب العرب من الإيمان
“Menepati janji adalah bagian dari iman dan mencintai bangsa Arab adalah bagian dari iman.”
Padahal orang kafir pun ada yang menepati janji dan mencintai bangsa Arab.
[Demikian penjelasan Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz Al 'Uqail, dikutip dari Fatawa Mawqiul Islam, fatwa no. 15]
Ulama pakar hadits abad ini, Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah berkata dalam Silsilah Ahadits Adh Dhaifah: “Hadits ini adalah hadits palsu. As Shaghani dan ulama yang lain berkata: ‘Makna hadits ini tidak benar. Karena kecintaan kepada tanah air seperti mencintai diri sendiri, mencintai harta, dan semacamnya. Ini semua merupakan sifat-sifat manusiawi sehingga seseorang yang mencintai hal-hal tersebut tidak serta-merta dipuji. Oleh karena itu, mencintai tanah air bukan bagian dari iman. Bukankah anda melihat bahwa semua manusia memiliki sifat ini? Baik yang mu’min maupun yang kafir tanpa terkecuali.’ (Silsilah Ahadits Adh Dhaifah, 36)
Nasionalisme yang Dibenarkan Islam
Dari penjelasan-penjelasan di atas, semoga pembaca dapat memahami bahwa semangat nasionalisme tidak sesuai dengan ajaran Islam karena semangat nasionalisme mendahulukan dan mengutamakan persaudaraan antara orang-orang sebangsa daripada persaudaraan Islam. Semangatnasionalisme juga menempatkan kecintaan terhadap tanah air melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sehingga ia rela melakukan hal yang bermanfaat bagi negerinya meskipun itu mendurhakai Allah dan Rasul-Nya. Namun cinta tanah air tidak selamanya keliru.
Berbicara tentang cinta tanah air, memang benar bahwa mencintai tanah kelahiran adalah hal yang manusiawi. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mencintai tempat kelahiran beliau, Makkah. Sampai-sampai beliau bersabda:
ما أطيبكِ من بلد، وأحبَّكِ إليَّ، ولولا أن قومي أخرجوني منكِ ما سكنتُ غيركِ
“Wahai Makkah, tidak ada negeri yang lebih baik dan lebih kucintai dari pada engkau. Andai kaumku tidak mengusirku darimu, aku tidak akan pernah tinggal di negeri lain.” (HR. At Tirmidzi no.3926, di-shahih-kan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Beliau mencintai Makkah bukan karena semata-mata tempat kelahiran, namun karena Makkah adalah negeri kaum muslimin, negeri tauhid yang diwariskan Ibrahim ‘Alahissalam. Oleh karena itu, beliau pun mencintai Madinah, yang juga negeri kaum muslimin, walaupun bukan tempat kelahiran beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika peristiwa hijrah ke Madinah:
اللهم حبب إلينا المدينة كحبنا مكة أو أشد
“Ya Allah, berikanlah kami rasa cinta terhadap Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah, atau bahkan cinta yang lebih besar dari itu.” (HR. Bukhari no.6372)
Maka nasionalisme yang benar adalah nasionalisme yang didasari rasa cinta kepada Allah Ta’ala. Yaitu mencintai negeri tempat kelahiran kita yang merupakan negeri kaum muslimin, karena Islam ditegakkan di dalamnya. Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan: “Tanah air dicintai jika ia merupakan negeri kaum muslimin. Setiap orang wajib bersemangat untuk berbuat kebaikan di negerinya, juga di negeri lain yang merupakan negeri kaum muslimin. Setiap orang juga wajib mengusahakan keluarga dan kerabatnya tinggal di negeri kaum muslimin.” (Fatawa Wal Maqalat Mutanawwi’ah, Juz 9, http://www.binbaz.org.sa/mat/2078 )
Selain itu, sebagaimana dijelaskan Syaikh Al Uqail, semangat cinta tanah air dapat dibenarkan jika diniatkan dalam rangka ingin berbuat baik kepada masyarakatnya. Dengan kata lain, ia mencintai negerinya karena orang-orang yang ia sayangi berada di negeri tersebut, dan ia ingin berbuat baik kepada mereka. Karena memang Islam mengajarkan untuk mendahulukan orang-orang terdekat dalam berbuat kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Qs. At Tahrim: 5)
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيئًاۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat…” (Qs. An Nisa: 36)
Oleh karena itu, kami mengajak kaum muslimin sekalian untuk meninggalkan semangat nasionalisme jahiliyyah dan beralih kepada semangat nasionalisme di dasari rasa cinta kepada Allah Ta’ala. Mari kita bersama membangun negeri kita ini dalam setiap aspek kehidupan, sehingga kaum muslimin kuat dan kokoh. Mari kita dukung program-program pemerintah yang sejalan dengan nilai-nilai Islami, dan mari unggulkan negeri kita ini dalam hal kebaikan dan ketaqwaan. Kemudian, ikatlah persaudaraan yang erat antara kaum muslimin dimana pun berada, selama ia mencintai Allah dan Rasul-Nya. Sungguh persaudaraan karena Allah itu sangat indah.
Mudah-mudahan Allah menjadikan negeri kita ini sebagai negeri yang diridhai-Nya. Semoga pada negeri ini diturunkan rahmah serta keberkahan Allah di dalamnya. Semoga Allah menjadikan penduduknya menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah serta bersatu-padu menjalin persaudaraan yang kuat dan kokoh karena-Nya. Wallahul musta’an.
***