Jumat, 15 Januari 2010

Ikhlas, Kunci Sukses Dakwah di Pelosok



Ikhlas merupakan syarat penting agar dakwah nyampe pada sasaran (umat),” kata Wahid.
Wahid mengaku bangga dengan para dai yang ditugaskan di daerah-daerah pelosok. Tanpa keikhlasan hati, kata Wahid, mana mungkin para dai itu mau ditugaskan berdakwah di pelosok berbulan-bulan.
Keikhlasan ini pula, sambung Wahid, yang mampu menyingkirkan tantangan dan masalah yang dihadapi saat berdakwah. Bagaimana pun juga dakwah di perkotaan dan di pelosok sangat berbeda. Minimnya fasilitas dan beratnya medan merupakan ciri dakwah di pelosok yang mesti dihadapi para dai. Selain ikhlas, di dalam berdakwah wajib mengikuti sunnah Rasulullah. Sehingga seorang dai berdakwah berdasarkan ilmu, hikmah, dan kesabaran, jelas Wahid.
Wahid berharap para dai Dewan Da’wah yang bertugas di pelosok agar tetap ikhlas dan konsisten menjalankan dakwah Islam. Ia juga mengingatkan agar para dai tidak terpengaruh hal-hal yang bersifat keduniaan.
“Banyak para dai yang luntur keikhlasannya, ketika dihadapkan pada masalah-masalah keduniaan,” katanya.
Berkembang
Menurutnya, hingga saat ini, tercatat 280 orang dai Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) yang berdakwah di daerah-daerah pelosok Indonesia. Banyak diantara mereka bahkan menetap setelah menikah dengan perempuan asli daerah sana. Dakwah mereka pun semakin berkembang.
Ia mencontohkan dai yang bertugas di Soe, Nusa Tenggara Timur (NTT).  Karena simpatik dengan dakwah dai tersebut, cerita Wahid, seorang raja di sana meminta sang dai untuk menikah dengan putrinya.
Karena yang dinikahi adalah putri raja, maka dakwah si dai tersebut semakin berkembang. Banyak penduduk setempat yang mendeklarasikan diri sebagai Muslim.
Para dai di Soe ini juga melakukan dakwah bersama dengan dai-dai lain. Misalnya dengan dai dari Hidayatullah dan dari Baitul Ansor. Berdakwah di Soe ini sangat berat. Untuk transportasi dakwah biasanya para dai mempergunakan motor yang harga BBM-nya 1 liter bisa dua kali lipat dari harga normal. Harga minyak tanah dan gas pun mahal dan seringkali langka

Tidak ada komentar: